Pengukuran resistensi pada instalasi grounding sistem
PEMILIHAN LOKASI GROUNDING
- Rencanakan dahulu beberapa titik lokasi yang akan dipakai sebagai titik penanaman ground rod, semakin banyak ground rod yang tertanam akan menghasilkan sistem grounding yang baik.
- Jika penanaman ground rod lebih dari satu (paralel), minimal jarak penanaman adalah 5 meter dari jarak ground rod yang pertama, hal ini bertujuan agar supaya pembumian menyebar disekitar rumah anda.
- Yang perlu diperhatikan adalah bahwa masing-masing ground rod semua harus terhubung, sistem perkabelan pada grounding harus benar dalam pemasangannya.
- Hindari penancapan grounding rod pada daerah berbatu ataupun yang berpasir, karena pada dua lokasi tersebut kurang bagus untuk nilai resistensi groundingnya.
- Diusahakan untuk penancapan batang grounding rod tidak terlalu jauh dari rumah anda, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan sistem pembumian tersebut.
PEMILIHAN MATERIAL GROUNDING
- Grounding rod dan kabel yang akan dipasang harus sesuai dengan standar yang berlaku, baik ukuran maupun jenisnya.
- Batang grounding yang bagus adalah terbuat dari tembaga solid (padat), karena disamping sebagai konduktor yang bagus juga bahan tembaga tidak mudah berkarat.
- Jika menginginkan grounding yang baik hindari penggunaan besi sebagai media grounding rod, karena mudah korosi (berkarat) dan tentunya umur dari grounding sistem sendiri tidaklah lama.
PENANCAPAN BATANG GROUNDING (STIK ROD) SECARA MANUAL
- Lakukan penggalian sampai kedalaman ± 0.5 meter atau lebih, kedalaman galian disesuaikan dengan kebutuhan grounding dan kontur tanah.
- Masukkan batang grounding (stik rod) kedalam lubang tadi, dan tuangkan air kedalam lubang galian tersebut hingga penuh.
- Tekan secara perlahan-lahan batang grounding tersebut hingga masuk beberapa cm dan angkat batang grounding tersebut supaya air bisa turun kebawah.
- Tekan kembali batang grounding hingga beberapa cm dari kedalaman awal, lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai batang grounding tertanam habis.
Jika menggunakan metode diatas mengalami kesulitan, anda bisa menggunakan alat bantu stang pipa, lakukan penjepitan stang pipa ke grounding rod kemudian anda berdiri di stang pipa sambil menekan grounding rod kebawah atau dengan bantuan palu untuk memukul ujung atas grounding rod hingga tertancap semuanya.
Untuk beberapa kasus anda kemungkinan membutuhkan penanaman grounding rod yang lebih dalam dari ukuran panjang grounding rod tersebut, misalnya sampai kedalaman 10 meter+, sehingga penancapan tidak bisa dilakukan lagi.
PENYAMBUNGAN KABEL GROUNDING
Cara yang paling bagus dan direkomendasikan pada proses penyambungan grounding rod dengan kabel adalah dengan metode pengelasan exothermic. Pada metode ini (las exothermic) menggunakan bahan campuran tembaga yang dicairkan dengan panas tinggi untuk menggabungkan dua konduktor atau lebih secara permanen.
Sebelum pengelasan dilakukan, seluruh permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dari kotoran. Pembersihan bisa dilakaukan dengan menggunakan sikat kawat (besi). Permukaan tidak boleh dalam keadaan basah. Proses welding harus dilakukan dengan benar, alat harus ditutup dengan rapat baru dilakukan pemantikan. Ketika proses pengelasan sudah selesai dilaksanakan, hasil dari proses penyambungan harus diperiksa apakah sambungan sudah kuat atau belum. Harus dipastikan hasil penyambungan tidak ada yang terlepas. Bila ada ditemukan sambungan yang lepas harus dilakukan pengelasan exothermic kembali.
Cara kedua yang biasa digunakan untuk penyambungan grounding rod dan kabel grounding dengan cara sederhana yaitu menggunakan clamp grounding. Dan ada juga yang menggunakan solder listrik, tapi cara ini tidak terlalu menjamin pengikatan yang sempurna.
PENANAMAN KABEL GROUNDING
Sebelum dilakukan penanaman / penimbunan kabel, lakukan pengukuran tahanan grounding terlebih dahulu menggunakan alat tester grounding, nilai resistensi yang direkomendasikan adalah dibawah 5 Ω semakin kecil nilai tahanan resistensinya makan akan semakin baik, hal ini bertujuan agar arus petir dapat terserap sepenuhnya oleh tanah tanpa terjadi step potensial. Bilamana nilai yang dihasilkan belum sesuai standar maka lakukan penambahan elektroda grounding. Jika nilai tahanan sudah sesuai standar lakukan penanaman kabel dengan segera.
- Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik grounding yang saling terhubung. Dan juga lakukan penggalian kearah terminal grounding.
- Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 40-50 cm.
- Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di bawah galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan elektroda grounding tidak terjadi masalah. Jangan biarkan kabel grounding berlebih.
- Setelah semua sambungan telah terkoneksi dengan baik, berikan pipa marking di tempat elektroda grounding tersebut. Gunakan pipa PVC 4‘’ dan ditutup dop pipa.
- Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian 20 cm. Lalu padatkan. Kemudian beri tanda misalnya batu bata supaya dikemudian hari jika ada penggalian di sepanjang area penanaman kabel, maka kabel akan aman.
- Setelah bata terpasang semua, kemudian timbun kembali hingga penuh. Lakukan penimbunan hingga betul betul padat.
Pemasangan grounding system ini dapat anda buat menjadi 5 cara, yaitu sebagai berikut:
- Single Grounding
Pada type single grounding ini hanya terdiri atas satu buah titik penancapan batang (Grounding Rod) pelepas arus di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif, biasanya mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah di bawah 5 ohm dengan satu buah elektroda grounding.
- Paralel Grounding
Type Paralel Grounding menggunakan lebih dari 1 (satu) batang grounding rod yang ditanamkan ke dalam tanah. Ini dilakukan jika penggunaan sistem single grounding hasil dari nilai resistensinya kurang baik. Kedua teknik ini bisa diterapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistans kurang dari 5 ohm setelah pengukuran dengan earth ground tester. Pada metode 1 dan 2 ini penyambungan kabel dapat menggunakan sistem klem ataupun las exothermic.
- Maximum Grounding
Type maximum atau multi grounding yaitu dengan memasukkan lembaran tembaga yang diikat oleh kabel BC / BCC disertai dengan memasukkan semen bentonit pada titik grounding penangkal petir tersebut. Hal ini dengan tujuan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas resistensi grounding. Biasanya material ini di gunakan pada daerah yang tekstur tanahnya keras atau berbatu yang nilai resistensi tidak mungkin dicapai dengan menggunakan metode grounding type 1 dan 2.
- Grounding Sistem GRID
Grounding dengan sistem grid yaitu menggunakan jaringan elektroda grounding yang tertanam di tanah, masing-masing dari elektroda tersebut terhubung dengan menggunakan kabel tembaga. Metode grounding grid banyak diaplikasikan pada area yang luas seperti gardu induk pembangkit listrik, area bandara dan fasilitas industri.
- Grounding Sistem Ring
Pada metode ini eletroda grounding ditanam mengelilingi struktur bangunan dan masing-masing elektroda dikoneksikan sehingga menyerupai cincin yang mengelilingi bangunan, kelebihan dari sistem ring adalah pendistribusian arus grounding yang lebih merata sehingga memaksimalkan perlindungan bangunan terhadap sambaran petir.
Penting untuk dicatat bahwa cara pemasangan grounding penangkal petir yang baik dan benar membutuhkan ketelitian dan keahlian, dengan sedikit tips diatas anda dapat memastikan grounding sistem anda bekerja dengan baik untuk melindungi aset anda dari bahaya sambaran petir. Pastikan untuk berkonsultasi dengan teknisi grounding yang sudah berpengalaman untuk memastikan keamanan bangunan anda dari kemungkinan terburuk akibat petir, dan yang lebih penting lagi, keselamatan manusia dari bahaya akibat petir.
Kantor Pusat
Jl Pangeran Jayakarta No. 65
RT. 005/001 Kel. Harapan Mulya,
Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi
Alamat Email
visiotekindonesia@gmail.com
turmujiazzam@gmail.com
Workshop
Jl Pangeran Jayakarta No. 99
RT. 004/001 Kel. Harapan Mulya,
Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi
